Tafsir Alternatif Non- Homofobik AL-Razi Terhadap Ayat-Ayat ‘Terkait’ Sejarah Homoseksualitas Dalam Alquran

Authors

  • Muhammad Dluha Lutfillah Islam dan Kajian Gender, Interdisciplinary Islamic Studies, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.32495/nun.v2i2.61

Keywords:

Homoseksualitas, Sejarah, Tafsir Alquran, non- Homofobik.

Abstract

Artikel ini hanya ingin membawa satu dari dua tafsir al-Razi terhadap al-A’raf (7):80 dan al-‘Ankabut (29):28—dua ayat Alquran yang dipahami berbicara tentang homoseksualitas, ke permukaan dan mengelaborasi kekuatan argumennya dari sisi linguistik dan sastra. Tafsir ini kemudian saya sebut tafsir
alternatif al-Razi terhadap isu tersebut. Tafsir ini memungkinkan adanya homoseksualitas di era-era sebelum masa hidup Nabi Luth. Dengan kata lain, tafsir ini tidak berusaha menolak (kemungkinan) homoseksualitas di masa awal sejarah, dan oleh karenanya, eksistensi historis homoseksualitas. Karakter tafsir semacam inilah yang membuat saya menyebutnya tafsir nonhomofobik terhadap ayat-ayat (yang dianggap berbicara tentang) sejarah homoseksualitas. Tujuan kedua artikel ini adalah menguji kekuatan argumen tafsir alternatif non-homofobik ini dari sisi linguistik dan sastra—yang terakhir ini terbatas pada aspek sastra kisah dalam Alquran, mengingat dua ayat tersebut adalah bagian dari kisah. Elaborasi ini memusatkan diri pada tiga kata yang sama-sama ada dalam dua ayat tersebut; sabaqa (mendahului),

bi (dengan—makna asal), fahisyah (yang buruk). Dari sisi linguistik, penggunaan kata sabaqa yang menggunakan bi sebagai penghubungnya dengan objek berupa kata sifat jarang sekali (untuk tidak mengatakan tidak pernah) dilakukan oleh masyarakat pengguna Bahasa Arab. Oleh karena itu, pemaknaannya tidak bisa disamakan, atau dengan kata lain, harus ditakwilkan. Hasil takwil
frasa ini menyamakan makna bi (yang asalnya bermakna dengan)dengan fi (yang bermakna dalam)—penggunaan umum dalam masyarakat pengguna Bahasa Arab. Pemaknaan utuhnya tidak mengarah pada “mengawali” seperti umumnya makna sabaqa, tapi “melebihi”. Dari sisi sastra, Alquran kelihatan ingin seolaholah mencela homoseksualitas dengan memutus akar historisnya dengan sejarah manusia, mengatakannya tidak setua sejarah manusia. Karena hanya seolah-olah, Alquran tidak melakukan
itu. Ia ingin mengatakan bahwa perilaku homoseksualitas yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth sudah keterlaluan, dan oleh karenanya harus dihentikan. Konsekuensi logisnya, Alquran tidak mengatakan sebelum kaum Nabi Luth tidak ada homoseksualitas, dan oleh karenanya kemungkinan akan hal itu masih ada. Selain itu juga dimungkinkan ada perilaku homoseksualitas yang tidak keterlaluan, dan karenanya tidak dilarang (untuk tidak langsung mengatakan diperbolehkan).

References

Abbas, Abdullah ibn. Tanwir al-Miqbās min Tafsīr Ibn ‘Abbās.

Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Tanpa Tahun.

Alusi, Syihab al-Din al-. Rūh al-Maʿānī fī Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm wa

al-Sab’ al-Masānī. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1994.

Alwani, Taha Jabir. “Madkhal ilā Fiqh al-Aqalliyyāt.” Makalah

dipresentasikan dalam European Council for Fatwa and Research,

ECFR, Dublin, Januari 2004.

Asyur, Tahir ibn. Tafsīr al-Taḥrīr wa al-Tanwīr. Tunis: al-Dar al-

Tunisiyah li al-Nasyr, 1984

Auda, Jasser. Maqasid al-Shari’ah as Philosophy of Islamic Law: A

Systems Approach. London: International Institute of Islamic

Thought, 2008.

. Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah:

Pendekatan Sistem. Bandung: Mizan, 2015.

Biqa’i, Abu al-Hasan al-. Naẓm al-Durar fī Tanāsub al-Āyāt wa al-Suwar.

Kairo: Dar al-Kitab al-Islamiy, Tanpa Tahun.

Dowson, Thomas A. “Queering Sex and Gender in Ancient Egypt”

dalam Carolyn Graves-Brown (ed.). Sex and Gender in Ancient

Egypt: “Don your wig for a joyful hour”. Swansea: Classical Press

of Wales, 2008.

Dutton, Yassin. The Origins of Islamic Law: The Qur’an, the Muwatta’

and Madinan ‘Amal. Surrey: Curzon, 1999.

Ghazali, Muhammad al-. Al-Sunnah al-Nabawiyyah Baina Ahl al-Fiqh

wa Ahl al-Ḥadith. Kairo: Dar al-Syuruq, 1996.

. Naẓarāt fī al-Qurʾān. Kairo: Nahdah Misr,

Habib, Samar. Islam and Homosexuality. California: Praeger, 2010.

Ibn Taimiyah. Kutub wa Rasa’il wa Fatwa. Abdul-Rahman al-Najdi

(ed.). Riyadh: Maktabah ibn Taymiyah, Tanpa Tahun.

John Makdisi, “A Reality Check on Istihsan as a Method of Islamic

Legal Reasoning,” Journal of Islamic and Near Eastern Law, no.

, 2003.

Kasir, Ibn. Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm. Dar al-Tayyibah li al-Nasyr wa

al-Tawzi’, 1999.

Khalafullah, Muhammad Ahmad. Al-Fann al-Qaṣaṣī fī al-Qur’ān al-

Karīm. Kairo: al-Intisyar li al-Nasyr, 1999.

Khazin, ‘Ala’ al-Din. Lubāb al-Ta’wīl fī Ma’īn al-Tanzīl. Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 1994.

Kugle, Scott Siraj al-Haqq Kugle. Homosexuality in Islam. Oxford:

One World Publication, 2010.

Luthfillah, Muhammad Dluha. “Towards Modern Interpretation of

al-A’raf:80 dan al-‘Ankabut:28 : a Stylistic Study.” 2015.

Mahalli, Jalal al-Din al- dan Jalal al-Din al-Suyuti. Tafsīr al-Jalālain.

Kairo: Dar al-Hadis, Tanpa Tahun.

Mujahid. Tafsīr Mujāhid. Mesir: Dar al-Fikr al-Islamiy al-Hadisah,

Nimr, Abdul Mun’im. Al-Ijtihad. Kairo: Dar al-Syuruq, 1986.

Norton, Rictor. “The History of Homophobia” dalam http://

rictornorton.co.uk/homopho1.htm, diakses pada 08 Juli 2016.

Omotosho, A. “The Problem of al-Amr in Usul al-Fiqh”. Ph.D. diss.,

University of Edinburgh, 1984.

Qurtubi, Abu Abdillah al-. Al-Jāmiʿ li Aḥkām al-Qur’ān. Kairo: Dar al-

Kutub al-Misriyyah, 1964.

Qutb, Sayyid. Fī Ẓilāl al-Qur’ān. Madinah: Dar al-Syuruq, 2003.

Razi, Muhammad ibn Umar. Mafātīḥ al-Ghaib. Beirut: Dar al-Fikr,

Reeder Greg. “Same-Sex Desire, Conjugal Constructs, and the Tomb

of Niankhkhnum and Khnumhotep” dalam World Archaeology,

vol. 32, no. 2, 2000: 193-208.

,“Queer Egyptologies of Niankhkhnum and

Khnumhotep” di Carolyn Graves-Brown. Sex and Gender in

Ancient Egypt: “Don your wig for a joyful hour”. Swansea: Classical

Press of Wales, 2000.

Rida, Rasyid. Tafsīr al-Manār. Mesir: al-Hay’ah al-Misriyyah al-

‘Ammah li al-Kitab, 1990.

Sabban. Ḥṣsyiyat Ṣabbān Syarḥ Asymūnī ‘alā Alfiyya ibn Mālik. Kairo:

Maktabah Taufiqiyyah, Tanpa Tahun.

Saeed, Abdullah. Reading the Qur’an in the Twenty-first Century: a

Contextualist Approach. New York: Routledge, 2014.

Safi, Luay. I’mal al-‘Aql. Pittsburgh: Dar al-Fikr, 1998.

Syams al-Din, Ayatullah Medhi. al-Ijtihad wa al-Tajdid fi al-Fiqh al-

Islami. Beirut: al-Muassasah al-Dawliyyah, 1999.

Shihab, Quraish. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian

Alquran. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Tabari, Ibn Jarir al-. Jāmi’ al-Bayān fī Ta’wīl Āy al-Qur’ān. Hijr: Markaz

al-Buhut wa al-Dirasah al-‘Arabiyyah wa al-Islamiyyah, 2001.

Tabataba’i, Muhammad Husain. al-Mīzān fī Tafsīr al-Qur’ān. Beirut:

Muassasah al-A’lami li al-Matbu’at, 1997.

Turabi, Hasan. Qadaya al-Tajdid: Nahwa Manhaj Usuli. Beirut: Dar

al-Hadi, 2000.

Weeks, Jeffrey. The Language of Sexuality. New York: Routledge, 2011.

Zamakhsyari, Abu al-Qasim. Al-Kasysyāf ‘an Ḥaqāʾiq Ghawāmiḍ al-

Tanzīl. Lebanon: Dar al-Ma’rifah, 2009.

Zollner, Barbara. “Mithliyyun or Lutiyyun? Neo-Orthodoxy and the

Debate on the Unlawfulness of Same-Sex Relations in Islam”

dalam Samar Habib. Islam and Homosexuality, 2010.

Downloads

Published

30-10-2016

How to Cite

Lutfillah, M. D. (2016). Tafsir Alternatif Non- Homofobik AL-Razi Terhadap Ayat-Ayat ‘Terkait’ Sejarah Homoseksualitas Dalam Alquran. Nun: Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara, 2(2). https://doi.org/10.32495/nun.v2i2.61

Issue

Section

Articles